Renungan minggu ke 06 , Tahun C
Yer 17: 5-8, 1kor 15; 12, 16-20, luk 16: 17, 20-26
Berbahagialah orang yang miskin
Beberapa saat menjelang kematiannya, seorang wartawan bertanya kepada santa Teresa dari calcuta, mengapa anda menghabiskan begitu banyak tenaga, wang dan segala- galanya untuk orang- orang miskin, lapar dan menderita di calcuta?
Ibu Teresa menjawab, Yesus mengajarkan bahwa orang- orang miskin adalah orang-orang berbahagia dan saya percaya pada kata-kata Yesus itu. Saya memperlakukan mereka sabagai raja di dalam kerajaan Allah kerana memang demikian lah adanya. Ibu Teresa menjelaskan lagi, guna bertumbuh sebagai seorang Kristian, seseorang mesti ditobatkan untuk melihat dunia sebagaimana Allah melihatnya.
Dia diberi mata dan cara pandang yang baru untuk melihat manusia dengan mata dan cara pandang Allah. Dia akan melihat bahwa kerajaan Allah adalah milik orang- orang yang terberkati, termasuk orang- orang yang miskin, lapar dan menderita yang keselamatan mereka, hanya dapat ditemukan didalam Allah yang telah menyelamatkan mereka.
Bacaan- bacaan liturgi hari minggu ini mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati terletak di dalam kesedaran bahwa kita adalah anak-anak Allah disurga yang penuh kasih dan bahwa berbahagia hanya kalau kita membahagiakan berkat kepada saudara- saudari kita yang memerlukan dan kalau kita bekerja bersama mereka dengan sungguh- sungguh untuk mengangkat darjat hidup mereka.
Di dalam injil hari minggu ini, Yesus mengajarkan murid-muridnya hal-hal yang kelihatannya tentang kebahagiaan. Kebahagiaan terletak didalam kemiskinan, kelaparan, dukacita, kesedihan dan penganiayaan. Berbahagialah orang yang miskin, lapar menangis, dibenci, dicela, ditolak dan dianiaya.
Bagaimana mungkin hal ini berlaku? Jawab Tuhan adalah kerana didalam kemiskinan orang dapat mengakui tergantungan pada Tuhan, didalam kelaparan orang berpeluang untuk menaruh kepercayaan kepada Allah dan didalam kesedihan akibat dosa, orang dapat mengakui kasih Allah yang memgampuninya tanpa batas dan didalam pengniayaan orang dapat sukacita yang sesungguhnya kerana bertahan dalam iman akan Allah.Jadi hal yang membuat seseorang berbahagia sebenarnya bukan kemiskinan, kelaparan, kesedihan atau penderitaan itu, melainkan peluang beriman didalam menghidupi situasi- situasi tersebut.
Ada dua pesan yang dapat kita pelajari dari bacaan- bacaan hari ini. Pertama kita dicabar untuk membuat orang- orang yang disebut oleh yesus dalam injil berbahagia supaya kita sungguh- sungguh mengalami kebahagiaan nyata bukan saja kita di dunia ini. Hal itu dapat kita lakukan dengan meringankan beban orang-orang yang miskin, menderita dan kehilangan harapan, melalui perbuatan baik kita. Kedua, lebih baik bagi kita untuk menyalakan lilin untuk menerangi kegelapan bahwa banyak lagi kesengsaraan penderitaan didunia ini disebabkan takanan hidup dan strukur ekonomi yang tidak menguntungkan rakyat kecil, kita tidak menyalakan keadaan namun kita juga dipanggil untuk berbuat sesuatu agar membantu orang- orang susah ini. Allah menghendaki kita supaya hidup sebagai saudara- saudari dan saling memperhatikan satu sama lain. AMEN. Tuhan memberkati kita
Kat, STEVEN TUYANG